ELEMEN FIKSI terdiri atas tema, fakta cerita, dan sarana cerita. Tema dalam penulisan fiksi merupakan pengejawantahan ide. Tema itu sering diformulasikan sebagai ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi penulisan fiksi. Tema dapat menyangkut persoalan moral, agama,kehidupan sosial kemasyarakatan, politik, hukum, keluarga, cinta dan masalah kehidupan lainnya. Tema ini realisasinya dapat diwujudkan melalui banyak cara, seperti dialog antartokoh cerita, melalui konflik yang dibangun, atau melalui narasi dan komentar langsung pennulis fiksi. Dapat ditandaskan bahwa tema hakikatnya gagasan dasar dalam sebuah fiksi. Fakta cerita terdiri atas tokoh, alur, dan latar; sedangkan sarana cerita meliputi hal-hal yang dimanfaatkan oleh penulis dalam menata dan memilih detail cerita sehingga tercipta pola yang bermakna, seperti unsur judul, sudut pandang, gaya dan nada cerita.
Bagaimanakah menulis dan mengembangkan tokoh cerita? Tokoh cerita adalah mereka yang melahirkan peristiwa. Tokoh cerita itu merupakan hasil rekaan pengarang. Teknik dan cara pengarang mengembangkan tokoh cerita secara kategoris dapat dipilah ke dalam dua cara, yakni secara analitik (the direct or analytical method) dan dramatik (the indirect or dramatic method). Metode analitik merupakan cara pengarang memperkenalkan tokoh cerita melalui pemaparan atau melukiskan watak tokoh,misalnya pengarang menyebut tokoh kreasinya dengan sebutan rendah hati, jujur, pemberani, bertanggung jawab, baik budi dan sebagainya.
Teknik penokohan dramatik dipakai oleh pengarang untuk memperkenalkan tokoh kreasinya dengan penggambaran secara tidak langsung.Dalam kaitan ini ada sepuluh macam cara pengembangan tokoh secara dramatik, yakni (1) teknik naming--pemberian nama tertentu, (2) teknik cakapan, (3) teknik pikiran tokoh atau apa yang melintas dalam pikiran tokoh, (4) teknik stream of consciousness--arus kesadaran, (5) teknik penulisan perasaan tokoh, (6) teknik perbuatan tokoh, (7) teknik sikap tokoh, (8) teknik pandangan seseorang atau beberapa orang terhadap tokoh tertentu, (9) teknik lukisan fisik,dan (10) teknik penulisan latar.
Bagaiamanakah menulis dan mengembangkan alur cerita? Alur cerita menyajikan rangkaian peristiwa-peristiwa yang terjalin dalam hubungan sebab akibat. Dalam bentuknya yang sederhana,alur terdiri atas tiga bagian, yakni awal, tengah, dan akhir. Tiga bagaian global ini di dalamnya terkandung teknik menyusun alur seperti (1) situasi (pengarng milai melukiskan suatu kejadian), (2) peristiwa yang dilukiskan mulai bergerak (generating circumtances), (3) meadaan mulai memuncak (rising action), (4) peristiwa-peristiwa mencapai puncaknya (climax), dan (5) pengarang memberikan gambaran penyelesaian cerita (denouement).
Berdasarkan tekniknya, pengaluran dapat diatur dengan jalan progresif (alur maju), yakni mulai dari awal, tengah, menuju akhir atau dapat pula alur dikembangkan dengan teknik regresif, yakni bertolak dari akhir cerita menuju ke tahap tengah dan diakhiri di bagian awl. Di antara dua teknik ini, lazimnya pengarang juga memanfaatkan teknik pengaluran flashback (sorot balik), dan aspek lain seperti kemasukakalan (plausibility), adanya kejutan (surprise), pembayangan (foreshadowing), dan keutuhan (unity).
Elemen latar terkait dengan tiga hal, yakni (1) latar tempat, (2) latar waktu, dan (3) latar peristiwa. Latar tempat terkait dengan latar fisik (physical setting), latar sosial, dan latar spiritual. Pengarang yang baik tidak sekadar menunjuk tempat dan waktu sebagai material ceritanya, melainkan menampilkan hal-hal yang hakiki dari suatu wilayah, pemikiran warga masyarakatnya, gaya hidup masyarakat, keyakinan,kecurigaan, dan sebagainya.
Selamat menulis.
DAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar